CHARAL NEWS.COM, | KLUNGKUNG, – Kasus hibah fiktif di Desa Selat, Kecamatan Klungkung, kembali mencuat setelah Garda Tipikor Indonesia (GTI) Kabupaten Klungkung mendatangi Kejati Bali. GTI mempertanyakan proses penyelidikan kasus tersebut dan menyerahkan fakta-fakta baru dan dokumen terkait. (18/7/2025)
Kasus hibah fiktif ini melibatkan Perbekel Desa Selat, I Gusti Putu Ngurah Adnyana, yang diduga menerima hibah bansos Rp 150 juta untuk merajan/sanggah pribadinya. GTI juga mencurigai adanya penyunatan dana hibah yang sudah cair.
Menurut Wakil Ketua GTI Kabupaten Klungkung, Nengah Dwisna, kasus hibah fiktif ini telah menyebabkan kerugian bagi masyarakat Desa Selat. “Kami mendukung proses penyelidikan Kejati Bali dan meminta agar kasus ini diusut tuntas. Kami juga meminta agar lembaga kejaksaan bersikap adil dan tidak tebang pilih dalam menangani kasus ini,” kata Dwisna.
GTI juga meminta agar pengelolaan BUMDes di Desa Selat diusut tuntas karena diduga ada praktek korupsi dan nepotisme. “Kami telah menerima informasi bahwa pengelolaan BUMDes di Desa Selat hanya melibatkan orang-orang dekat dari Perbekel Desa Selat. Kami meminta agar lembaga kejaksaan melakukan penyelidikan terhadap pengelolaan BUMDes Desa Selat,” kata Dwisna.
Dalam penyelidikan kasus hibah fiktif ini, GTI juga telah menerima informasi bahwa sejumlah pejabat terkait di Kabupaten Klungkung juga dipanggil untuk diperiksa Penyidik Bali. “Kami meminta agar lembaga kejaksaan melakukan penyelidikan yang transparan dan adil. Kami juga meminta agar masyarakat Desa Selat dapat terlibat dalam proses penyelidikan ini,” kata Dwisna.
Kasus hibah fiktif di Desa Selat telah menyebabkan kerugian bagi masyarakat dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Oleh karena itu, GTI meminta agar lembaga kejaksaan melakukan penyelidikan yang serius dan transparan untuk mengungkap kebenaran dan menindak tegas para pelaku.
“Kami berharap bahwa kasus ini dapat diusut tuntas dan para pelaku dapat dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Kami juga berharap bahwa masyarakat Desa Selat dapat merasa adil dan kepercayaan mereka terhadap pemerintah dapat dipulihkan,” kata Dwisna.
Dalam kesempatan yang sama, GTI juga meminta agar masyarakat Desa Selat dapat terlibat dalam proses penyelidikan ini. “Kami meminta agar masyarakat Desa Selat dapat memberikan informasi dan bukti-bukti yang mereka miliki terkait dengan kasus hibah fiktif ini. Kami juga meminta agar masyarakat Desa Selat dapat mendukung proses penyelidikan ini agar kasus ini dapat diusut tuntas,” kata Dwisna.
Dengan demikian, GTI berharap bahwa kasus hibah fiktif di Desa Selat dapat diusut tuntas dan para pelaku dapat dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. GTI juga berharap bahwa masyarakat Desa Selat dapat merasa adil dan kepercayaan mereka terhadap pemerintah dapat dipulihkan.
(Echa)
